KETIKA JIWA MEMANGGIL

GANDRUNG (PANGGILAN JIWA YANG MENARI)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9JlTsFuxnxCHviG1K-Vhmb4Hbj8kSKaq1aH4j-ojxmFUWqDMJ2eWbjEyOPRf5PJ-sTLgmH0fNAa5KvxtTgTuKC7PWJYCXG19CZSN7HWyp5GtnNvc8_ZDR_eI-sSMK9FvVo5TwHv46sDXu/h120/

Apasih Gandrung itu?
Bagaimana sih sejarah Gandrung?

nyo, kita babarengan kutip sejarah lan cerita film Gandrung!!!

Sejarah
Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang, akan tetapi biola juga telah digunakan. Namun demikian, sekitar tahun 1890an gandrung laki-laki ini perlahan berkurang dan lama-kelamaan hilang dari pentas Tari Gandrung Banyuwangi, yang diduga karena ajaran Islam melarang laki-laki berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914.

Karakteristik Tari Gandrung
Busana lengkap Penari Gandrung
a.         Tata Busana Penari
Tata busana penari Gandrung Banyuwangi sangat khas dan berbeda dengan tarian di bagian Jawa lainnya, karena ada pengaruh Bali (Kerajaaan Blambangan) yang tampak.
Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedangkan di bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi kain berwarna-warni sebagai hiasan. Selendang selalu dikenakan di bahu.
Pada bagian kepala penari dipasangi hiasan seperti mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang telah dibersihkan dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, yaitu putra Bima yang berkepala raksasa namun berbadan ular yang menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Tetapi sejak tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga seperti yang digunakan saat ini.
Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga diatasnya yang disebut cundhuk mentul. Sering kali, bagian omprok ini dipasang hio yang pada gilirannya memberi kesan magis.
Penari gandrung menggunakan kain batik dengan bermacam corak. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, dan corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah dengan dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.
Pada masa lampau, penari gandrung biasanya membawa dua buah kipas untuk pertunjukannya. Namun kini penari gandrung hanya membawa satu buah kipas dan hanya digunakan pada bagian-bagian tertentu dalam pertunjukannya, khususnya dalam bagian seblang subuh.Properti tambahan (Kipas)
b.        Musik Pengiring
Alat musik pengiring untuk gandrung Banyuwangi terdiri dari: satu buah kempul atau gong, satu buah kluncing (triangle), satu atau dua buah biola, dua buah kendhang, dan sepasang kethuk. Selain itu kadang-kadang diselingi dengan saron Bali, angklung, atau rebana sebagai bentuk kreasi dan diiringi electone.
Disamping itu, pertunjukan juga diiringi panjak atau pengundang (pemberi semangat) yang bertugas memberi semangat dan memberi efek lucu dalam setiap pertunjukan gandrung. Peran panjak dapat diambil oleh pemain kluncing.
Tahapan-Tahapan Tari Gandrung
a.         Jejer
Tahapan ini merupakan. Pada bagian ini, penari menyanyikan beberapa lagu dan menari secara solo. Para tamu yang umumnya laki-laki hanya menyaksikan.
b.        Maju
Setelah jejer selesai, maka penari mulai memberikan selendang-selendang kepada para tamu. Tamu-tamu pentinglah yang terlebih dahulu mendapat kesempatan menari bersama-sama. Biasanya para tamu terdiri dari empat orang, membentuk bujur sangkar dengan penari berada di tengah-tengah. Gandrung akan mendatangi para tamu satu persatu yang menari dengannya dengan gerakan-gerakan yang menggoda. Itulah esensi dari tari gandrung, yakni menggambarkan hawa nafsu.
Setelah selesai menari, penari akan mendatangi rombongan penonton, dan meminta salah satu penonton untuk memilih lagu yang akan dibawakan. Acara ini diselang-seling antara maju dan repen (nyanyian yang tidak ditarikan), dan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang subuh. Kadang-kadang pertunjukan ini menimbulkan kekacauan, yang disebabkan oleh para penonton yang menunggu giliran atau mabuk, sehingga perkelahian tak terelakkan lagi.
c.         Seblang Subuh
Bagian ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian pertunjukan gandrung Banyuwangi. Setelah selesai melakukan maju dan beristirahat sejenak, dimulailah bagian seblang subuh. Dimulai dengan gerakan penari yang perlahan dan penuh penghayatan, kadang sambil membawa kipas yang dikibas-kibaskan menurut irama atau tanpa membawa kipas sama sekali sambil menyanyikan lagu-lagu bertema sedih misalnya seblang lokento. Suasana mistis terasa pada saat bagian seblang subuh ini, karena masih terhubung erat dengan ritual seblang.
Ritual seblang adalah suatu ritual penyembuhan atau penyucian yang masih dilakukan oleh penari-penari perempuan lanjut usia meski sulit dijumpai. Pada masa sekarang ini, bagian seblang subuh kerap dihilangkan meskipun sebenarnya bagian ini menjadi penutup suatu pertunjukan pentas gandrung.

Sinopsis Film Gandrung
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5AOAXys-j1iHC6F2VA4opLKKZPla4meAy-PuEnYyiooe9NG3uVxNsNkxQR7UF7JQ5tDAAJpYb6qxaTSLhbTnwnmJPqilWjuQU-ASqT5-VV50aBCK4_toAj0ngvaa-i_OKZptIHtt5V0mS/h120/
Di dalam film gandrung di ceritakan seorang wanita yang lahir pada malam hari tepatnya pada tanggal 5 juli 1954 malam kamis wage, dan diberi nama Mesti. Pada umur 6 bulan Mesti mengalami sakit yang tak kunjung sembuh, bude Mesti tak tega melihat keadaan Mesti yang terus sakit sakitan, kebetulan bude mesti tidak mempunyai seorang anak dan mengangkat mesti sebagai anaknya. Bude mesti berjanji, jika mesti sembuh dari sakitnya Mesti akan dijadikan sebagai penari gandrung. Setelah sembuh nama mesti diganti menjadi Gandrung Temu Mudaiyah.
Mesti akhirnya menjadi penari gandrung wanita pertama pada umur 15 tahun, Mesti belajar tari gandrung pada tahun 1969. Teri gandrung biasanya dipentaskan pada acara hajatan, nikahan, atau acara desa lainnya. Penari gandrung harus selalu melayani para tamu undangan dengan ramah, rendah hati, tidak boleh pilih kasih. Di setiap pementasan harus ada “peras” di kamar rias dan di tempat music, karena merupakan salah satu persyaratan, jika tidak ada maka salah satu pemain akan sakit atau mendapat halangan.
Mesti akhirnya dikenal sebagai gandrung temu, dan banyak permintaan pementasan gandrung. Hasil dari pementasan gandrus mesti kumpulkan untuk membeli macam-macam kebutuhannya, karna gandrung pula banyak lelaki yang menyukai mesti. Pada  umur 18 tahun Mesti menikah dengan cipto yang pada saat itu umur mereka terpaut 2 tahun, tetapi karena umur mereka sama-sama masih mudah dan lagi orang tua Cipto tidak setuju jika mesti menjadi penari gandrung, mesti lebih memilih bercerai dan kembali menjadi penari gandrung pada tahun 1975. Setelah semua kejadian itu mesti akhirnya menikah lagi dengan Ridwan tahun 1977, tetapi lama kelamaan Mesti mulai merasakan ketidaknyamanan kerena Ridwan terus bermain perempuan, dan memutuskan untuk bercerai.
Karena profesinya sebagai penari gandrung, Mesti banyak menerima cemoohan dari warga sekitar bahkan suaminya sendiri. Mesti sudah menikah beberapa kali tapi tidak juga mempunyai keturunan, padahal mesti sangat ingin mempunyai seorang anak. Mesti berharap allah memberikannya jodoh yang baik dan setia, jika mesti di berikan seorang anak laki-laki atau perempuan akan dia jaga dan rawat dengan penuh kasih saying, di sekolahkan setinggi tingginya, patuh terhadap orang tua dan keluarga, serta jadi anak yang sholeh dan sholeha. Mesti berharap anak-anaknya kelak tidak jadi penari gandrung seperti dia.
Didalam cerita film gandrung juga terdapat nilai-nilai yang dapat kita petik, seperti:
  1. Manusia dan Cinta Kasih : Manusia dan cinta kasih, dimana dalam cerita gandrung mesti mengharapkan cinta kasih dari seorang laki-laki tanpa harus menginanya karnya dia seorang penari gandrung.
  1. Manusia dan Penderitaan : Dalam film gandrung, mesti mengalami banyak penderitaan dari mulai sakit yang tak kunjung sembuh, jadi penari gandrung yang banyak menuai hinaan dari orang sekitar, hingga kehidupan rumah tangganya yang selalu berujung dengan perceraian.
  1. Manusia dan Keindahan : Dalam tarian gandrung terdapat keindahan-keindahan dari gerak tubuh sang penari, keindahan music dan pakaian yang dikenakan sang penari.
  1. Manusia dan Harapan : Dalam tarian gandrung, sang penari berharap mendapatkan kehidupan rumah tangga yang selayaknya, berharap mendapatkan sosok suami yang setia, berharap mempunyai seorang anak yang kelak akan menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
  1. Manusia dan Pandangan Hidup : Dalam film gandrung, kita dapat belajar bahwasanya apapun itu profesi sesorang, kita harus tetap menghargai dan menghormati apapun itu bentuk profesinya, karena itu sudah jadi pilihan dan jalan yang Allah SWT berikan.
  1. Manusia dan Tanggung Jawab : Dalam film gandrung menceritakan seorang penari yang tetap bertanggung jawab atas pekerjaannya, walaupun dia banyak menuai cemoohan, sindiran, bahkan sampai terjadi pelecehan seksual, akan tetapi sang penari tetap menari sampai selesai dengan tetap ramah kepada semua tamu, dan menjaga diri dari hal-hal yang mungkin terjadi.

Itulah hasil analisis tentang film gandrung, semoga dengan membaca blog ini, kita sebagai generasi penerus dapat terus menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.
BIAR LEBIH JELAS, YUKKK TONTON FILMNYA LANGSUNG, AGAR KITA LEBIH MENGENAL BUDAYA
https://youtu.be/cQNoo3Cqt2I

Referensi:
https://belajar.kemdikbud.go.id/PetaBudaya/Repositorys/tari_gandrung/
CAI erlearning gunadarma












Komentar

Postingan populer dari blog ini

34 propinsi di Indonesia beserta lagu daerah, tari tradional, suku, dan alat musik tradisional

SALUANG (KASIH TAK SAMPAI)

CERITA ANAK HILANG