URANG JAWA V SUNDA
PANTUN SUNDA
Abdi teh urang jawa, namun abdi
bade nyaritakeun pantun sundaHayu babarengan urang maca pantun sunda
Kalian
Tahu Ga Pantun Sunda Itu Apa?
Pantun
Sunda Itu……
Pantun Sunda berbeda
dengan pantun Melayu. Pantun Melayu semakna dengan "sisindiran"
Sunda, yaitu puisi yang terdiri atas dua bagian; sampiran dan isi. Sedangkan
pantun Sunda adalah seni pertunjukan. Pantun adalah cerita tutur dalam bentuk sastra
Sunda lama yang disajikan secara paparan (prolog), dialog, dan seringkali
dinyanyikan. Seni Pantun itu dilakukan oleh seorang juru pantun (tukang pantun)
sambil diiringi alat musik kecapi yang dimainkannya sendiri.
Cerita pantun sebagai
salah satu karya sastra berbentuk puisi dan prosa berirama merupakan dongeng
sunda asli warisan leluhur yang di ceritakan secara lisan oleh seorang juru
pantun yang mengisahkan tentang kehidupan pada zaman kerajaan sunda di masa
lampau yaitu galuh dan padjajaran. Isi cerita pantun biasanya mengisahkan
tentang sesuatu keadaan, misalnya mengisahkan tentang suasan kerajaan atau negara
yang mempunyai raja yang gagah berani dan putri yang cantik jelita, ada juga
yang mengisahkan tentang cara menggarap tanah dan cara bertani yang memberikan
kemakmuran pada rakyat.
Dalam
ungkapan pantun disamping terdapat bahasa yang serba polos dan ringkas terdapat
pula bahasa lancaran atau prosa yang dibumbui sesebret atau disebut pantun
jenaka. Contohnya:
Manjat
baranang temog kasepna
Pada
majar kasep sekabeh para putri tinagara
Ceksilengser
sila jalma kasep retnyo reang purbararang
Bagaimana sih sejarah pantun itu? Nyok kita kutip babarengan!
Seni
pantun merupakan seni yang sudah cukup tua usianya. Disebutkan dalam naskah
Siksa Kanda ng Karesyan, yang ditulis pada tahun 1518 Masehi, bahwa pantun
telah digunakan sejak zaman Langgalarang, Banyakcatra, dan Siliwangi. Ceritanya
pun berkisar tentang cerita-cerita Langgalarang, Banyakcatra, Siliwangi,
Haturwangi dan lain-lain yang disajikan oleh prepantun (tukang pantun). Pantun
terdapat pula pada naskah kuno yang dituturkan oleh Ki Buyut Rambeng, yakni
Pantun Bogor. Dalam perkembangannya, cerita-cerita pantun yang dianggap bernilai
tinggi itu terus bertambah, seperti cerita Lutung Kasarung, Ciung Wanara,
Mundinglaya Dikusumah, Dengdeng pati Jayaperang, Ratu Bungsu Kamajaya, Sumur
Bandung, Demung Kalagan dan lain-lain. Masyarakat Kanekes yang hidup dalam
budaya Sunda Kuna sangat akrab dengan seni Pantun. Seni ini melekat sebagai
bagian dari ritual mereka. Adapun lakon-lakon suci Pantun Kanekes yang
disajikan secara ritual seperti Langgasari Kolot, Langgasari Ngora dan Lutung
Kasarung.
Seni
Pantun yang cukup tua usianya melahirkan beberapa tukang pantun pada setiap
zamannya. Di Cianjur misalnya, dikenal nama R. Aria Cikondang (abad ke-17),
Aong Jaya Lahiman dan Jayawireja (abad ke-19). Di Bandung terkenal Uce, juru
pantun kabupaten Bandung (awal abad ke-20) dan Pantun Beton "Wikatmana"
(pertengahan abad ke-20); dan di Bogor terkenal juru pantun Ki Buyut Rombeng.
Alat
musik yang dipakai mengiringi seni pantun adalah kacapi. Pada mulanya kacapi
tersebut sangat sederhana seperti yang terdapat di Baduy, yaitu kacapi kecil
berdawai 7 dari kawat. Selanjutnya, sejalan dengan tumbuhnya seni Cianjuran,
kacapi tersebut diganti dengan kacapi gelung (tembang), dan akhirnya
menggunakan kacapi siter (Jawa). Adapun tangga nada (laras) yang digunakan
dalam iringan kacapi tersebut adalah pelog, namun selanjutnya banyak yang
menggunakan laras salendro.
Seni
pantun berasal dari zaman pra-islam maka pantun termasuk karya sastra klasik
sunda, namun demikian dalam perjalanan sejarah pantun mengalami pengaruh dari
luar pulau baik pengaruh dari kebudayaan islam maupun dari kebudayaan barat sehingga
jelas tercermin dari kata-kata atau
bagian bagian tertetu. Juru pantun yang terkenal Ki Aceng Tanadipura melalui
cerita Munding Laya Kusuma yang pernah direkam oleh Ayip Rosidi untuk keperluan
publikasi, mengaku berguru kapeda Ki Madrani hanya selama tiga malam dan Ki
Caisastra Wijaya juru pantun yang tertua saat ini mengaku belajar merajah hanya
dalam waktu sepuluh menit dan untuk tiga macam rajah dan untuk belajar lakon
dahulu ia berguru pada ki sakri hanya dalam waktu satu malam.
Analisis
Film Pantun Sunda
Di dalam film Pantun Sunda,
menceritakan kehidupan masyarakat yang masih kental akan adat istiadatnya
terutama masyarakat sunda itu sendiri, pantun sunda biasanya dilakonkan atau
dimainkan pada acara-acara tertentu, seperti hajatan, selametan atau sukuran
sehabis panen, membangun rumah, menyunati anak, atau menikahkan anak, dan
lain-lain.
Seorang
juru pantun melakonkan pantun dengan diiringi alat musik kecapi. Pantun sunda
biasanya menceritakan atau mengisahkan tentang kehidupan pada zaman kerajaan
sunda di masa lampau yaitu galuh dan padjajaran. Isi cerita pantun biasanya
mengisahkan tentang sesuatu keadaan, misalnya mengisahkan tentang suasan
kerajaan atau negara yang mempunyai raja yang gagah berani dan putri yang
cantik jelita, ada juga yang mengisahkan tentang cara menggarap tanah dan cara
bertani yang memberikan kemakmuran pada rakyat.
Sebagaimana
halnya ungkapan budaya orang dahulu lainnya seni pantun tidak lepas dari
unsur-unsur budaya lainnya, seperti pandangan hidup, agama dan kepercayaan,
adat istiadat, serta pengaruh alam dan lingkungan.
Di
daerah tertentu pantun masih digemari sebagian masyarakat meskipun dalam jumlah
yang semakin mengecil dan hampir tidak ada lagi pertunjukan pantun unuk
memeriahkan suatu acara atau hajatan. Hal ini disebabkan oleh pengaruh zaman
dan teknologi sehingga pertunjukan pantun kalah bersaing dengan pemutaran film
yang dikenal dengan layar tancap, program video, musik atau orkes dan
sebagainya.
Satu hal yang sangat memprihatinkan bahwa orang-orang yang mampu
menyampaikan cerita-cerita pantun atau juru pantun tambah lama tambah
berkurang, demikian pula versinya makin lama makin menciut pula.
Dewasa ini, sungguh menyedihkan, melihat sebuah budaya dan adat istiadat yang tersingkirkan oleh kemajuan teknologi dan perkembangan, serta tidak adanya minat dari generasi muda untuk melestarikan budaya pantun sunda.
Untuk itu, yukk nonton film yang lebih lengkapnya, tinggal klik link di bawah ini ya...
https://youtu.be/tgNQs3i6f2g
Untuk itu, yukk nonton film yang lebih lengkapnya, tinggal klik link di bawah ini ya...
https://youtu.be/tgNQs3i6f2g
Sumber
Ganjar
Kurnia. 2003. Deskripsi kesenian Jawa Barat. Dinas Kebudayaan & Pariwisata
Jawa Barat, Bandung.
Video
pembelajaran CIA Earlearning Gunadarma
Komentar
Posting Komentar