CERITA ANAK HILANG

Anak Hilang

(The Lost Child)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWyWhFFUDxM8G-rrQbf7_0Zr2-26Pth7Fy8Log_cLCjV39PbDSCFq5lU3pkRVaiTh7m0VOV6sZ-qFyMZN8P0VHC-lWpkt4AdRTew6FsSRwI3mQTkjKPGDpDQjVuuHPHimc_08N-LJIeQwj/h120/

Film anak hilang adalah sebuah film tahun 1992 karya Slamet Rahardjo Djarot, yang mengisahkan kehidupan masyarakat laut atau lebih tepatnya masyarakat muara yang berpendidikan rendah.
Film tersebut menceritakan kehidupan pak Baco dan keluarganya. Pak Baco menpunyai seorang istri bernama Sumini, pernikahannya dengan Sumini dikaruniai tiga orang anak. Anak yang pertama laki-laki yang bernama Basri, anak keduanya bernama Imah, dan anak ketiganya bernama Ijah.

Awal Cerita

Awal cerita film tersebut adalah mengisahkan pak Baco yang mulai merantau ke Jakarta saat berusia 15 tahun, dari Jakarta yang dulu tidak ada apa-apa sampai menjadi Jakarta yang sekarang yang dipenuhi gedung-gedung yang tinggi dan banyak pabrik-pabrik. Karena pak Baco hanya lulusan SD, pak Baco sulit mendapatkan pekerjaan dan hanya menjadikannya seorang kuli.

Pertemuan Baco dan Sumini

Muara yah muara, itu adalah tempat bertemunya pak Baco dan ibu Sumini. Pak Baco dan Ibu Sumini sering bertemu karena kebetulan ibu Sumini adalah seorang pedagang di pelabuhan, sedangkan pak Baco adalah seorang kuli. Ibu Sumini awalnya tidak yakin akan dapat bersatu dengan pak Baco karena perbedaan uku, ibu Sumini yang berasal dari Purwakerto yang mempunyai sifat lembut, penyabar dantidak mudah marah, sedangkan pak Baco berasal dari suku Bugis yang terkenal galak, kasar, pemarah, dan tidak sabaran. Akan tetapi setelah kenal lebih dekat dengan pak Baco ternyata apa yang ibu Sumini pikirkan selama ini tentang suku Bugis semuanya salah. Pak Baco dan ibu Sumini akhirnya menikah dan menjalini kehidupan yang baru.

Kehidupan setelah pernikahan

Pak Baco yang hanya seorang kuli dan mempunyai pendapatan yang minim, tidak cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya terutama untuk ketiga anaknya, akan tetapi ibu Sumini tetap menerima pak Baco apa adanya menerima dengan semua kekurangannya. Ibu Sumini bekerja di tempat percetakan sebagai tukang bersih-bersih untuk membantu perekonomian keluarga. Pak Baco dan ibu Sumini dibantu oleh sang ibu dalam mengurus keyiga anaknya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNY9Xn40QYmHSusz7U9wXSrQmWj3w10coheOfx8UiEUMTp4DaFFqKjm-YCAk2qjuYtfdyLStNF98n-IocQw309ICPWB5pN3b19VfSy6O8YILVv2VBYX6sXopNmg7557qb9xYbgnmlk_7Yw/h120/Anak pak Baco yang bernama basri bercerita kepada sang nenek bahwa Basri tidak ingin sekolah dan belajar, karena menurutnya apa yang dia pelajari di sekolah tentang kebersihan dan kesehatan  tidak sesuai dengan kondisi rumahnya yang kumuh, kotor, banyak sampah dan banyak wabah penyakit. Basri berkeinginan untuk berhenti sekolah dan menjadi tukang sulap agar bisa membantu perekonomian keluarga, sang nenek menggapi cerita cucunya (Basri) “bagaimana bisa kamu menjadi seorang pesulap, sekolah saja kamu malas”. Keesokan paginya Basri tidak pergi ke sekolah melainkan pergi melihat pertunjukan sulap. Guru Basri di sekolah menanyakan kenapa basri tidak masuk sekolah kepada teman-teman satu kelasnya dan menanyakan alamat rumahnya untuk langsung mencari tahu alasan kenapa basri tidak masuk-masuk sekolah kepada keluarganya.
Basri pergi dari rumah dengan membawa ayam bapaknya dan berniat menjual ayam tersebut kepada orang-orang yang main judi dan dihargai lima belas ribu. Uang hasil jual ayam tersebut digunakan Basri untuk menonton pertunjukan sulap.

Kerasnya Hidup

Takdir siapa yang tahu???

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYGF7wohJB-QIhPyJPzfogiA2iPn6F1CCIz9d_y3q1aO_prVKViHh33MAQKrLVX2scKx85icFkLPK-z3FUddUxaXiV2kapufOEkIqPi_TIrdbDmGqFYbV-lrwapUN5kwWpIvfBcw-jiZbW/h120/Ketika waktu kerja hampir selesai, ibu Sumini di ajak pulang bareng oleh Amazon (sang wartawan) yang mewawancarainya, karena kebetulan ibu Sumini bekerja di tempat Amazon (sang wartawan)  itu juga bekerja. Akhirnya ibu Suminipun pulang bareng dengan Amazon (sang wartawan), akan tetapi takdir berkata lain, ibu Sunimi tertabrak mobil yang melaju sangat kencang ketika menyebrang jalan. Ibu sumini di larikan ke rumah sakit dan ditangani oleh dokter, akan tetapi Allah berkata lain, nyawa ibu Sumini tidak dapat tertolong.
Pak Baco marah besar dengan nangis sejadi jadinya, pak Baco bersumpah bahwa darah harus dibalas dengan darah dan nyawa harus dibayar dengan nyawa. Orang tua pak Baco dengan sabar mengingatkan pak Baco untuk tetap bersabar.  Para tetangga pak Baco mengumpulkan bantuan dana untuk keluarga pak Baco yang telah ditinggal pergi ibu Sumini (sang istri) untuk selama lamanya.
Karena kejadian tersebut Amazon (sang wartawan) menyalahkan dirinya atas kepergian ibu Sumini, dengan tabahnya ibu pak Baco menjawab penyesalan Amazon (sang wartawan), bahwasanya jangan menyalahkan diri sendiri, ini semua merupakan takdir Allah SWT.
Setelah ibunya meninggal anak pak Baco yaitu Basri pergi dari rumah dan tidak kunjung kembali. Siang malam pak Baco mencari Basri namun tidak juga ketemu. Basri ternyata pergi ketempat pertunjukan tradisional dan melamar pekerjaan di tempat tersebut dengan mengaku bahwa dirinya adalah anak yatim piatu. Basri ingin mengubah kehidupannya agar labih baik dengan menjadi tukang sulap.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVeVDvkiRFESNRO8qsWlDXobS1LlttR9mxQzTJ4E6uodv-ViVcXx29Q-czBkazxBaF4jCGd4jq3LHLeYvp2W3TNvRGoalifAMH0RMj8Wk34BZt2clKyW8fyHPANBjtNQEF5IARj1o4I8bH/h120/Pak Baco melaporkan ke polisi atas hilangnya Basri agar dapat di cetak di media masa. Akhirnya berita hilangnya basri telah menyebar di masyarakat. Pak Baco mulai uring-uringan dan merasakan tekanan sehingga membuat dirinya tidak nyaman dengan semua keadaan yang sedang di hadapinya. Rumah keluarga pak baco akan dibongkar oleh sang pemilik, akan tetapi ganti rugi yang di berikan tidak sesuai dengan apa yang di inginkan pak baco. Pak baco tetap mempertahankan rumah tersebut, tidak seperti tetangganya yang lain yang telah lelah dan kehabisan kekuatan untuk bertahan dan akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut. Mereka semua adalah orang laut tapi laut tidak lagi jadi milik mereka. Keadaan yang semakin memburuk membuat pak Baco kalut dan berencana membalaskan dendamnya dengan mengatasnamakan kehormatan sebagai orang Bugis, akan tetapi sang ibu berkata “secara pendidikan memang aku ini bodoh, tetapi setelah sholat tahajjud, aku dapet jawabannya. Orang yang terhormat adalah orang yang dapat mengendalikan amarahnya. Tanggunganmu masih banyak nak (pak Baco), kamu (pak Baco) masih mepunyai anak kecil”.
Karena pak Baco tidak mau meninggalkan rumahnya, akhirnya sang penguasa menyewa antek-antek untuk memukuli pak Baco hingga babak belur dan terluka parah. Ketika itu salah seorang pemain sulap melihat foto Basri di medi massa dan mengantarkan Basri pulag ke keluarganya. Basri terkejut melihat keadaan sang ayah dan berbisik “maaf pak”. Pak Baco diobati oleh sang pemain sulap yang mengantarkan Basri pulag dengan menggunakan minyak kelapa.
Keadaan pak Baco semakin membaik, dam memutuskan untuk pindah rumah, akan tetapi pak Baco meminta senggang waktu kepada sang penguasa sampai lukanya benar-benar sembuh dan sampai menemukan tempat tinggal yang baru.
https://blogaldina.files.wordpress.com/2015/08/
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxE2ELzNWjVgKplmHiBrwyA3VVEY7famI98wcO-1wRblx4ftku3IKDiiDh1blZQsDh7Y_4iloskCN69X4ZeIIly785aghFX8EpItwS7IU0V7DbiwiQwc1EqKh0vGeXq937Xrr5TA4ktX8C/h120/
Banyak perbedaan antara kehidupan di kota dan di desa, kehidupan dikota cenderung individualis, semua serba mahal, sedikitnya lahan, mulai langkanya kebudaan dan adat istiadat. sedangkan kehidupan di desa lebih menyatu, masyarakat yang rukun, terjangkaunya harga sembako, masih banyak lahan untuk berkebun, masih terpeliharanya adat istiadat dan kebudayaan yang kuat. Ada banyak perbedaan yang sangat signifikan antara kehidupan perkotaan dan pedesan. dari mulai padatnya penduduk, kebersihan, dan pekerjaan.

        Banyak hal yang mungkin sulit untuk diperbaiki jika kita melihat perkotaan dan pedesaan. Didalam perkotaan dan pedesaan terdapat kependudukan, dimana kependudukan juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan di perkotaan dan pedesaan. Penyebaran penduduk yang tidak merata, angka kelahiran yang tinggi, semua itu menyebabkan menyempitnya lahan untuk tempat tinggal dan juga membuat semakain sedikitnya lowongan pekerjaan, apalagi untuk masyarakat yang pendidikannya rendah. Hal tersebut juga merupakan salah satu pemicu banyaknya anak bangsa yang malas sekolah.


“sungguh pelik kehidupan ini, disaat yang lain ingin bersekolah, ada saja anak yang berniat untuk berhenti sekolah dengan alasan yang klasik “ingin membantu perekonomian keluarga”

Pelajaran Yang Dapat Kita Petik Dari Film Anak Hilang

Hidup memang sulit, tapi ingatlah bahwa Allah selalu menyiapkan kemudakan disetiap kesulitan, Allah selalu memberikan jawaban disetiap petanyaan. Untuk itu jangan pernah kita berpikiran cetek, bahwasannya dengan bekerja tanpa kita memiliki pendidikan yang cukup akan dapat membantu perekonomian keluarga, semua itu salah, jika kita ingin benar-benar membantu perekonomian keluarga, sekolahlah setinggi-tingginya agar kelak dapat memperoleh pekerjaan yang layak, jangan pernah putus sekolah hanya karena keterbatasan ekonomi, lakukan apapun yang kamu bisa untuk menempuh sebuah pendidikan.

"Jangan pernah sia-siakan usaha kedua orangtuamu untuk menyekolahkanmu, lakukan yang terbaik, banggakan mereka dengan keberhasilanmu". Berdoa pada sang pemberi kemudahan.

Itulah sedikit ulasan tentang Film Anak Hilang, semoga dapat memberikan pelajaran yang berarti untuk para pembaca dan juga untuk saya sebagai penulis.
UNTUK YANG INGIN MELIHAT FILMNYA LANGSUNG SILAHKAN KLIK DI BAWAH INI YA.
https://youtu.be/nJ1R2FAH630
https://youtu.be/z8FeOe68FXM
https://youtu.be/dcQzMDbyag0
https://youtu.be/wdiuAAn23Xw

TERIMAKASIH sudah meluangkan waktu untuk membaca blog ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

34 propinsi di Indonesia beserta lagu daerah, tari tradional, suku, dan alat musik tradisional

SALUANG (KASIH TAK SAMPAI)