CERITA ANAK HILANG
Anak
Hilang
(The
Lost Child)
Film
anak hilang adalah sebuah film tahun 1992 karya Slamet Rahardjo Djarot, yang
mengisahkan kehidupan masyarakat laut atau lebih tepatnya masyarakat muara yang
berpendidikan rendah.
Film
tersebut menceritakan kehidupan pak Baco dan keluarganya. Pak Baco menpunyai
seorang istri bernama Sumini, pernikahannya dengan Sumini dikaruniai tiga orang
anak. Anak yang pertama laki-laki yang bernama Basri, anak keduanya bernama
Imah, dan anak ketiganya bernama Ijah.
Awal
Cerita
Awal
cerita film tersebut adalah mengisahkan pak Baco yang mulai merantau ke Jakarta
saat berusia 15 tahun, dari Jakarta yang dulu tidak ada apa-apa sampai menjadi
Jakarta yang sekarang yang dipenuhi gedung-gedung yang tinggi dan banyak
pabrik-pabrik. Karena pak Baco hanya lulusan SD, pak Baco sulit mendapatkan
pekerjaan dan hanya menjadikannya seorang kuli.
Pertemuan
Baco dan Sumini
Muara
yah muara, itu adalah tempat bertemunya pak Baco dan ibu Sumini. Pak Baco dan
Ibu Sumini sering bertemu karena kebetulan ibu Sumini adalah seorang pedagang
di pelabuhan, sedangkan pak Baco adalah seorang kuli. Ibu Sumini awalnya tidak
yakin akan dapat bersatu dengan pak Baco karena perbedaan uku, ibu Sumini yang
berasal dari Purwakerto yang mempunyai sifat lembut, penyabar dantidak mudah
marah, sedangkan pak Baco berasal dari suku Bugis yang terkenal galak, kasar,
pemarah, dan tidak sabaran. Akan tetapi setelah kenal lebih dekat dengan pak
Baco ternyata apa yang ibu Sumini pikirkan selama ini tentang suku Bugis
semuanya salah. Pak Baco dan ibu Sumini akhirnya menikah dan menjalini
kehidupan yang baru.
Kehidupan
setelah pernikahan
Pak
Baco yang hanya seorang kuli dan mempunyai pendapatan yang minim, tidak cukup
untuk membiayai kehidupan keluarganya terutama untuk ketiga anaknya, akan
tetapi ibu Sumini tetap menerima pak Baco apa adanya menerima dengan semua
kekurangannya. Ibu Sumini bekerja di tempat percetakan sebagai tukang
bersih-bersih untuk membantu perekonomian keluarga. Pak Baco dan ibu Sumini
dibantu oleh sang ibu dalam mengurus keyiga anaknya.
Anak
pak Baco yang bernama basri bercerita kepada sang nenek bahwa Basri tidak ingin
sekolah dan belajar, karena menurutnya apa yang dia pelajari di sekolah tentang
kebersihan dan kesehatan tidak sesuai
dengan kondisi rumahnya yang kumuh, kotor, banyak sampah dan banyak wabah
penyakit. Basri berkeinginan untuk berhenti sekolah dan menjadi tukang sulap
agar bisa membantu perekonomian keluarga, sang nenek menggapi cerita cucunya (Basri)
“bagaimana bisa kamu menjadi seorang pesulap, sekolah saja kamu malas”. Keesokan
paginya Basri tidak pergi ke sekolah melainkan pergi melihat pertunjukan sulap.
Guru Basri di sekolah menanyakan kenapa basri tidak masuk sekolah kepada
teman-teman satu kelasnya dan menanyakan alamat rumahnya untuk langsung mencari
tahu alasan kenapa basri tidak masuk-masuk sekolah kepada keluarganya.
Basri
pergi dari rumah dengan membawa ayam bapaknya dan berniat menjual ayam tersebut
kepada orang-orang yang main judi dan dihargai lima belas ribu. Uang hasil jual
ayam tersebut digunakan Basri untuk menonton pertunjukan sulap.
Kerasnya Hidup
Takdir siapa yang tahu???
Ketika
waktu kerja hampir selesai, ibu Sumini di ajak pulang bareng oleh Amazon (sang
wartawan) yang mewawancarainya, karena kebetulan ibu Sumini bekerja di tempat Amazon
(sang wartawan) itu juga bekerja. Akhirnya
ibu Suminipun pulang bareng dengan Amazon (sang wartawan), akan tetapi takdir
berkata lain, ibu Sunimi tertabrak mobil yang melaju sangat kencang ketika
menyebrang jalan. Ibu sumini di larikan ke rumah sakit dan ditangani oleh
dokter, akan tetapi Allah berkata lain, nyawa ibu Sumini tidak dapat tertolong.
Pak
Baco marah besar dengan nangis sejadi jadinya, pak Baco bersumpah bahwa darah
harus dibalas dengan darah dan nyawa harus dibayar dengan nyawa. Orang tua pak Baco
dengan sabar mengingatkan pak Baco untuk tetap bersabar. Para tetangga pak Baco mengumpulkan bantuan
dana untuk keluarga pak Baco yang telah ditinggal pergi ibu Sumini (sang istri)
untuk selama lamanya.
Karena
kejadian tersebut Amazon (sang wartawan) menyalahkan dirinya atas kepergian ibu
Sumini, dengan tabahnya ibu pak Baco menjawab penyesalan Amazon (sang wartawan),
bahwasanya jangan menyalahkan diri sendiri, ini semua merupakan takdir Allah
SWT.
Setelah
ibunya meninggal anak pak Baco yaitu Basri pergi dari rumah dan tidak kunjung
kembali. Siang malam pak Baco mencari Basri namun tidak juga ketemu. Basri
ternyata pergi ketempat pertunjukan tradisional dan melamar pekerjaan di tempat
tersebut dengan mengaku bahwa dirinya adalah anak yatim piatu. Basri ingin
mengubah kehidupannya agar labih baik dengan menjadi tukang sulap.
Pak
Baco melaporkan ke polisi atas hilangnya Basri agar dapat di cetak di media
masa. Akhirnya berita hilangnya basri telah menyebar di masyarakat. Pak Baco
mulai uring-uringan dan merasakan tekanan sehingga membuat dirinya tidak nyaman
dengan semua keadaan yang sedang di hadapinya. Rumah keluarga pak baco akan
dibongkar oleh sang pemilik, akan tetapi ganti rugi yang di berikan tidak
sesuai dengan apa yang di inginkan pak baco. Pak baco tetap mempertahankan
rumah tersebut, tidak seperti tetangganya yang lain yang telah lelah dan kehabisan
kekuatan untuk bertahan dan akhirnya pergi meninggalkan tempat tersebut. Mereka
semua adalah orang laut tapi laut tidak lagi jadi milik mereka. Keadaan yang
semakin memburuk membuat pak Baco kalut dan berencana membalaskan dendamnya
dengan mengatasnamakan kehormatan sebagai orang Bugis, akan tetapi sang ibu
berkata “secara pendidikan memang aku ini bodoh, tetapi setelah sholat
tahajjud, aku dapet jawabannya. Orang yang terhormat adalah orang yang dapat
mengendalikan amarahnya. Tanggunganmu masih banyak nak (pak Baco), kamu (pak Baco)
masih mepunyai anak kecil”.
Karena
pak Baco tidak mau meninggalkan rumahnya, akhirnya sang penguasa menyewa
antek-antek untuk memukuli pak Baco hingga babak belur dan terluka parah. Ketika
itu salah seorang pemain sulap melihat foto Basri di medi massa dan
mengantarkan Basri pulag ke keluarganya. Basri terkejut melihat keadaan sang
ayah dan berbisik “maaf pak”. Pak Baco
diobati oleh sang pemain sulap yang mengantarkan Basri pulag dengan menggunakan minyak
kelapa.
Keadaan
pak Baco semakin membaik, dam memutuskan untuk pindah rumah, akan tetapi pak
Baco meminta senggang waktu kepada sang penguasa sampai lukanya benar-benar
sembuh dan sampai menemukan tempat tinggal yang baru.
Banyak perbedaan antara kehidupan di kota dan di desa, kehidupan dikota cenderung individualis, semua serba mahal, sedikitnya lahan, mulai langkanya kebudaan dan adat istiadat. sedangkan kehidupan di desa lebih menyatu, masyarakat yang rukun, terjangkaunya harga sembako, masih banyak lahan untuk berkebun, masih terpeliharanya adat istiadat dan kebudayaan yang kuat. Ada banyak perbedaan yang sangat signifikan antara kehidupan perkotaan dan pedesan. dari mulai padatnya penduduk, kebersihan, dan pekerjaan.
Banyak
hal yang mungkin sulit untuk diperbaiki jika kita melihat perkotaan dan
pedesaan. Didalam perkotaan dan pedesaan terdapat kependudukan, dimana
kependudukan juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan di perkotaan dan
pedesaan. Penyebaran penduduk yang tidak merata, angka kelahiran yang tinggi,
semua itu menyebabkan menyempitnya lahan untuk tempat tinggal dan juga membuat
semakain sedikitnya lowongan pekerjaan, apalagi untuk masyarakat yang
pendidikannya rendah. Hal tersebut juga merupakan salah satu pemicu banyaknya
anak bangsa yang malas sekolah.
“sungguh
pelik kehidupan ini, disaat yang lain ingin bersekolah, ada saja anak yang
berniat untuk berhenti sekolah dengan alasan yang klasik “ingin membantu
perekonomian keluarga”
Pelajaran
Yang Dapat Kita Petik Dari Film Anak Hilang
Hidup
memang sulit, tapi ingatlah bahwa Allah selalu menyiapkan kemudakan disetiap
kesulitan, Allah selalu memberikan jawaban disetiap petanyaan. Untuk itu jangan
pernah kita berpikiran cetek, bahwasannya dengan bekerja tanpa kita memiliki
pendidikan yang cukup akan dapat membantu perekonomian keluarga, semua itu
salah, jika kita ingin benar-benar membantu perekonomian keluarga, sekolahlah
setinggi-tingginya agar kelak dapat memperoleh pekerjaan yang layak, jangan
pernah putus sekolah hanya karena keterbatasan ekonomi, lakukan apapun yang
kamu bisa untuk menempuh sebuah pendidikan.
"Jangan pernah sia-siakan usaha
kedua orangtuamu untuk menyekolahkanmu, lakukan yang terbaik, banggakan mereka
dengan keberhasilanmu". Berdoa pada sang pemberi kemudahan.
Itulah
sedikit ulasan tentang Film Anak Hilang, semoga
dapat memberikan pelajaran yang berarti untuk para pembaca dan juga untuk saya
sebagai penulis.
UNTUK YANG INGIN MELIHAT FILMNYA LANGSUNG SILAHKAN KLIK DI BAWAH INI YA.
https://youtu.be/nJ1R2FAH630
https://youtu.be/z8FeOe68FXM
https://youtu.be/dcQzMDbyag0
https://youtu.be/wdiuAAn23Xw
UNTUK YANG INGIN MELIHAT FILMNYA LANGSUNG SILAHKAN KLIK DI BAWAH INI YA.
https://youtu.be/nJ1R2FAH630
https://youtu.be/z8FeOe68FXM
https://youtu.be/dcQzMDbyag0
https://youtu.be/wdiuAAn23Xw
Komentar
Posting Komentar